Jumat, 15 Mei 2009

AGAR TIDAK GAGAL MEMBUAT KOMPOS

catatan-catatan agar tidak gagal dalam membuat kompos :
Masalah 1: Bila dalam proses pengomposan, berbau amonia Penyebab: Terlalu banyak bahan-bahan daun-daun hijau (terlalu banyak nitrogen) Solusi: Tambah bahan daun-duan kering berwarna coklat, dan diaduk-aduk
Masalah 2: Berbau tengik seperti telur busuk, atau berbau asam Penyebab: Terlalu lembab, atau kurang udara, sehingga yang terjadi adalah pembusukan bukan proses penguraian Solusi: Diaduk sampai bau hilang, tambahkan bahan-bahan berwarna coklat (daun kering, serbuk gergaji, dedak) hingga kelembaban hilang
Masalah 3: Mengempal, dan berbau telur busuk Penyebab: Kurang udara, terlalu lembab, atau terlalu basah Solusi: Tambahkan bahan coklat, dan diaduk hingga baunya hilang
Masalah 4: Kering Penyebab: Kurang air Solusi: Diberi air, dibasahi, sambil dibolak-balik, diaduk-aduk
Masalah 5: Terlalu basah Penyebab: Terlalu banyak air, bahan kompos terlalu basah, kehujanan, tidak cukup udara Solusi: Tambahkan bahan coklat, dibolak-balik, diaduk-aduk. Masalah 6: Panas tidak merata, atau bahkan dalam proses pengomposan tidak timbul panas
Penyebab: Wadah tempat pengomposan terlalu kecil, atau tumpukan bahan kompos terlalu sedikit, bahan dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an.Solusi: Ukuran wadah atau tumpukan bahan kompos minimum 50 cm x 50 cm x 50 cm, idealnya 1 m x 1 m x 1 m. Ukuran lebih kecil juga bisa, misalnya memakai karung, asal bahan dipastikan dipotong kecil-kecil 3 cm-an. Masalah 7: Tidak ada perubahan yang terjadi, tidak ada panas yang timbul
Penyebab: Kurang bahan hijau, kurang udara, kurang lembab, bahan tidak dicacag (dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an) Solusi: Pastikan bahan hijau cukup banyak, bahan dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an, selalu diaduk-aduk, basahi dengan air dan MOL Masalah 8: Banyak lalat, serangga, dan belatung
Penyebab: Ada sampah daging, ikan, susu, santan, sayuran busuk, terlalu banyak sampah dapur yang tidak diseleksi, dan tidak ditutup dengan baik. Solusi: Dicampur atau ditutupi dengan selapis tanah, serbuk gergaji, dedak, atau ditutupi dengan selapis kompos yang sudah jadi (kompos matang) Masalah 9: Dikais-kais tikus, kucing, anjing
Penyebab: Ada sisa daging, ikan, atau makanan busuk
Solusi: Bila ada sisa daging atau ikan dalam proses pengomposan agar diambil, disingkirkan, agar kemudian diaduk-aduk kembali, dibuat wadah sedemikian rupa agar binatang tidak bisa masuk, lubang-lubang harus tetap ada untuk sirkulasi udara, tetapi cukup ukuran kecil2 saja. Oleh : Panji Laras

MEMBUAT KOMPOS MURAH MERIAH DAN STARTERNYA

Kita akan membuat Mikro Organisme Lokal (MOL) dari sampah yang mudah membusuk, misalnya bekas sayur kemarin, dan sejenisnya. Sampah yang mudah membusuk ini dimasukkan dalam tong plastik (jangan tong kaleng logam nanti mudah karatan), lalu diberi air tidak perlu banyak, asal terendam saja. Kalau ada sisa air kopi atau teh manis atau sirop masukkan saja dalam tong MOL ini. MOL senang kepada yang manis-manis. Kemudian tong ditutup dengan tutup yang dilubangi kecil-kecil supaya MOL-nya bisa bernafas. Begitulah tiap hari kita kerjakan dari sampah produksi rumah tangga. Dalam tempo 5 hari, MOL ini telah bisa dimanfaatkan sebagai starter untuk membuat kompos secara murah meriah. Cairan MOL sebaiknya disaring dulu sebelum nantinya dipakai.Bila kurang banyak bisa ditambahkan bahan dari daun-daun yang ada disekitar kita, bisa juga rumput-rumputan. Bahan kompos ini upayakan yang masih segar berwarna hijau berjumlah separoh bagian, dan bahan daun-daun kering berwarna coklat separoh bagian. Bahan-bahan ini kita potong-potong dengan ukuran maksimsum 3 cm.Setelah cukup banyak, bisa kurang lebih setengah meter kubik, lalu potongan bahan kompos ini kita masukkan ke wadah, bisa kranjang, bisa juga malah karung yang ada lubang-lubang kecilnya. Lalu ambil MOL yang sudah jadi sebanyak 1 liter, tambahan air sebanyak 10-15 liter, dan kemudian disemprotkan ke bahan kompos yang tadi. Kemudian kranjang ditutup, atau bila menggunakan karung supaya karungnya diikat. Setiap 3 hari sekali dibuka, diaduk-aduk, tambahkan MOL dengan ukuran seperti tersebut di atas. Bila prosesnya benar, temperatur kompos yang sedang diproses tersebut bisa tinggi sampai 60 derajat Celsius. Dalam tempo 3 minggu paling lama sebulan, setelah temperatur turun, kompos telah jadi dan bisa dipakai untuk mengompos tanaman di rumah kita. Oleh : Panji Laras

MEMBUAT KOMPOS DALAM KARUNG

Kumpulkan bahan kompos, yaitu daun-daun atau rerumputan yang hijau dan daun-daun kering yang telah berwarna coklat. Daun hijau mengandung nitrogen (N), daun coklat mengandung karbon (C). Jumlah yang hijau kira2 sama dengan jumlah yang coklat, jumlah semua kira-kira sepenuh karung. Lalu bahan-bahan tersebut dipotong-potong kecil-kecil ukuran maksimum 3 cm. Kedua bahan hijau dan coklat diaduk jadi satu, kemudian disemprot dengan MOL, mikro organisme lokal buatan sendiri. Jangan basah sekali, cukup lembab saja. bila ada kotoran hewan, misalnya kotoran ayam, kotoran kambing, atau kotoran sapi, campurkan saja secukupnya. Setelah diaduk-aduk lalu dimasukkan ke dalam karung. Karung diikat, taruh ditempat sejuk, jangan kehujanan, jangan kepanasan langsung terkena matahari.

Tiap 3 hari, ikatan dibuka, diaduk-aduk kembali, tambahkan MOL seperlunya, tidak perlu basah sekali, lembab-lembab saja. Pada hari 3 sampai hari ke 20 bila prosesnya sesuai aturan ini, maka temperatur bahan kompos dalam karung akan tinggi (hangat, panas). Pada hari ke 27 biasanya bahan kompos telah mendingin temperaturnya, dan beberapa hari kemudian kompos telah bisa dimanfaatkan. Cara memanfaatkan, misalnya untuk tanaman dalam pot, 2 bagian kompos dicampur dengan 1 bagian tanah, diaduk lalu masuk dalam pot, maka siap untuk ditanami bunga atau tanaman sayuran misalnya tomat dan lain sejenisnya. Oleh : Panji Laras

MEMBUAT STEK BEBERAPA JENIS TANAMAN DALAM POT

VERMICULITE SEBAGAI MEDIA TANAM Vermiculite merupakan lapisan mineral silica yang telah mengalami proses pemanasan pada suhu tinggi. Hasilnya adalah bahan yang steril porositas tinggi yang mampu menyerap air dalam jumlah banyak dengan cepat serta mudah dikeringkan secara cepat. Vermiculite digunakan untuk meningkatkan volume, drainase dan aerasi dari media perakaran. Selain itu vermiculite juga tahan terhadap proses pengompakan selama proses pertumbuhan stek atau semai.

MEMBUAT STEK BEBERAPA JENIS TANAMAN DALAM POT

Untuk hasil yang terbaik, pastikan untuk memulai pekerjaan ini dengan vermikulit yang baru dan bersih dan juga pot yang baru. Pemakaian pot bekas dapat menjadi sumber penyakit bagi tanaman.

Berikut ini beberapa bahan yang diperlukan yaitu :

Pot plastic berukuran diameter 6 atau 7 inci, Pot tanah liat berdiameter 2.5 inci, vermikulit, kertas prakarya ukuran kasar (paper towels) dan gabus kecil. Lapiskan dasar pot plastic dengan kertas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah vermikulit keluar dari lubang pembuang air pada dasar pot. Tuangkan vermikulit pada pot plastic sampai batas atas pot.

Selanjutnya, masukan gabus pada lubang bawah pot tanah liat. Masukkan pot tanah liat ke tengah-tengah pot plastic yang telah berisi vemikulit. Masukkan air ke Vermikulit. Masukkan juga air ke dalam pot tanah liat. Tanah liat bersifat porous dan akan menyebabkan air merembes melalui tengah pot ke vermikulit. Setelah vermikulit kekurangan air, secara cepat akan diisi kembali oleh air yang berada di pot tanah liat.

Pastikan utuk menjaga agar air yang berada di pot tanah liat tetap terisi. Vermikulit yang mengandung air sangat baik bagi pertumbuhan akar.Cari titik tumbuh dimana terdapat daun muda dan potong sekitar 3 atau 4 inci diujungnya. Potong sekitar 1.5 inci dibawah tangkai pohon, area di mana tangkai daun bertemu dengan tangkai utama. Tangkai pohon merupakan sel tumbuh-tumbuhan.yang aktif membelah. Masukkan tangkai pohon yang telah dipotong ke dalam vermikulit. Akar baru akan terbentuk dari tangkai ini.

Oleh : Panji Laras

STARTER KOMPOS MIKRO ORGANIK

Terdiri dari :

1.MOL Bonggol Pisang ( bisa bahan lain ) Bahan: bonggol pisang 5 kg, gula merah 1/2 kg sampai 1 kg, air beras 10 liter. Cara pembuatan: Pertama, bonggol pisang ditumbuk atau dihaluskan kemudian dimasukkan bersama air beras.

2.masukkan gula merah sambil diaduk rata.

3.simpan dlm drum atau tong plastik.

4.tutup dengan plastik yang rapat, beri lubang udara dengan cara memasukkan slang plasti yang dihubungkan dengan botol yang sudah terisi air. Ujung slang plastik harus terendam dalam air. Ini adalah fermentasi dengan cara anaerob.

5.dibiarkan selama 15 hari.

Cara Untuk pengomposan :

dapat digunakan sebegai decomposer dengan konsentrasi 1 : 5 (1 liter cairan MOL dicampur dengan 5 liter air tawar), tambahkan gula merah 1 ons, aduk hingga rata, siramkan pada proses pembuatan kompos.

Untuk penggunaan pada tanaman:

Semprotkan pada berbagai jenis tanaman dengan konsentrasi 400 cc dicampur dengan 14 liter air tawar. Pada tanaman padi, sejak fase vegetatif hingga generatif pasca tanam yaitu hari ke 10, 20, 30 dan 40. Semprotkan pada pagi atau sore hari, hindari penyemprotan pada siang hari.

Oleh : Panji Laras

PERAWATAN AGLONEMA, ANTHURIUM, PHILODENDRON

Tips perawatan ketiga tanaman hias daun tersebut sebagai berikut:

A. Penyiraman -Musim kemarau 1 – 2 hari sekali -Musim hujan 3 – 4 hari sekali Banyaknya volume air penyiraman tergantung dengan media yang digunakan Sebaiknya penyiraman dilakukan pada waktu pagi hari (06.00 – 09.00)

B. Pemupukan -Pupuk Aplikasi Siram Utama (PASU) : Grow More/Hyponex 20-20-20, Rapid Gro 30-10-10, dengan konsentrasi dan waktu pemberian: 0,75 – 1 g/L diberikan 1 – 2 kali seminggu -Pupuk Aplikasi Siram Penunjang (PASP) : Grow More Calcium/Calcium Nitrat (Calcinit)/Magnesium Sulphate/Grow More Mikro 0,5 - 0,75 g/L; Metalik 0,5 – 0,75 ml/L -Pupuk Slow Release (Lambat Urai): Dekastar/Osmocote 1 sendok teh per pot diameter 15 cm dengan pemberian ulang per 3 bulan sekali.

Penunjang lain: Superthrive/Liquinox Start B1/Golden Gro/Photo Gro/NovelGrow/Grow Quick S, dengan konsentrasi dan waktu pemberian: 0,5 – 1 ml/L diberikan per 2 minggu sekali. Apabila media tanam masih basah, pemberian pupuk dapat dilakukan melalui penyemprotan ke daun (utama bagian daun bawah) dengan konsentrasi setengah dari yang disarankan.

C. Pencahayaan Tidak langsung (ternaungi) 65 – 70%

D. Suhu dan Kelembaban Suhu yang diperlukan 25 – 30oC, dengan kelembaban 60 – 70%

E. Pergantian media dan pot Media dapat diganti setiap 6 bulan sekali, sedangkan pot tergantung dengan ukuran tanaman dan perkembangan rumpun.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit -Hama: Spider Mites, Kutu Perisai, Aphid, Mealybugs (Demiter/Kelthane/Curacron 0,5 – 1 ml/L), Root Mealybugs (Diazinon 0,25 – 0,5 ml/L) -Penyakit: Busuk Lunak Daun karena Erwinia carotovora, nekrosis pada daun karena Xanthomonas campestris (Agrept 0,5 g/L atau Bactocyn 0,5 ml/L), busuk akar karena Phytoptora/Pytium/Rhizoctonia (Daconil/Score/Vilan/Previcur N 0,5 – 1 ml/L).

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan 1 kali seminggu atau per 2 minggu, bila terdapat gejala di daun, maka segera dilakukan langkah pemotongan pada bagian daun tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit melalui percikan air. hama Root Mealybugs dengan cara disiramkan ke media tanam sekali setiap 1 – 2 bulan sekali

Oleh : Panji Laras

KOMPOSTER SERBA GUNA

KOMPOSTER SERBA GUNA

Komposter ini berupa lubang yang digali di tanah, ukuran 60 cm x 60 cm, kedalaman 1 m. Tidak disemen, telanjang langsung tanah, kecuali bagian atasnya setebal 1 (satu) bata agar tidak longsor dan untuk ganjal tutup beton. Ke dalam komposter ini dimasukkan bahan-bahan organik apa saja. Ada sampah dapur, ada sampah halaman rumah, ada sayur bekas, ada sisa air kopi. Segala macam masuk. Bahkan bangkai tikus.

Sebelum plat beton ditutupkan, lubang di siram MOL, boleh pekat, boleh rada encer, kemudian di bagian atasnya ditaburi tanah setebal 5 cm. Baru kemudian plat beton ditutupkan.

Sampah dalam komposter anaerob lubang tanah ini selalu menyusut, sehingga memungkinkan memasukkan lagi bahan-bahan kompos yang baru. Dalam tempo 1 (satu) bulan, bisa saja komposter anaerob ini dipanen. Kita gali semua bahan-bahan yang ada di dalam lubang. Kenampakannya sangat menarik. Lapisan teratas boleh dikata masih “segar”, lapisan di tengah telah menjadi setengah matang, dan lapisan paling bawah telah menjadi kompos matang.Kompos yang matang bisa diayak untuk mendapatkan kompos halus super. Kompos setengah matang, yang relatif sudah sangat lunak bila diremas dengan tangan.

Oleh : Panji Laras

TIPS MEMILIH IKAN DISCUS

Tips Memilih Ikan Discus ikan Discus sebagai ikan air tawar yang menarik banyak orang untuk memeliharanya. Berikut tips untuk memilih discus yang baik : 1. Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/hitam menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus. 2. Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. 3. Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama 4. Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan. 5. Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang 6. Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. 7. Discus yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Discus yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. 8.Warna merah membara pada mata dan warna yang menyolok, terutama pada discus kecil & remaja (antara 2-3 inci), bukan jaminan untuk mendapatkan discus yang baik. 9. Batik atau pattern ikan biasanya akan timbul mulai 2 inci ke atas dan bertahap. Berhati-hatilah jika membeli discus yang sudah keluar batik sejak ukuran kecil, karena kemungkinan adanya pemberian hormon untuk mengeluarkan batik ini agar terlihat indah. Adalah wajar batik yang keluar hanya setengah atau kurang pada ukuran 2 inci, namun terkadang kualitas discus yang rendah mengakibatkan batiknya tidak keluar secara sempurna hingga full satu badan. 10. Usahakan membeli ikan paling tidak ukuran 2 inci, karena pada ukuran inilah ciri-ciri ikan sehat dan baik dapat dilihat dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Hindari untuk membeli burayak walaupun harganya murah, terutama jika anda seorang pemula. Oleh : Panji Laras

STEM CUTTING

STEM CUTTING

Stem cutting (stek batang ) merupakan salah satu alternatif perbanyakan yang dapat dilakukan untuk memperpendek masa juvenil tanaman hias. Bunga mawar merupakan salah satu tanaman yang diperbanyak dengan system stem cutting Tehnik perkembangbiakan secara konvensional yaitu melalui benih maupun biji memang paling banyak dilakukan. Namun dengan metode ini masa juvenil tanaman hias akan menjadi lebih lama dan membutuhkan perawatan yang intensif. Bila permintaannya dibutuhkan dalam waktu yang cepat, tentu saja cara ini kurang memuaskan sehingga alternatif penggunaan metode vegetatif yaitu perbanyakan tanpa biji sangat memungkinkan dan lebih disukai. Cara perbanyakan vegetatif memiliki beberapa keuntungan diantaranya : bisa memperpendek masa juvenil (masa remaja), efektif bagi tanaman yang tidak bisa diperbanyak dengan benih/biji, mampu mempertahankan klon unggul dan terakhir mempercepat pembiakan tanaman. Pada prinsipnya stem cutting adalah pembiakan/perbanyakan vegetatif dengan menggunakan bagian tanaman dalam hal ini adalah batang tanaman yang mempunyai tunas terminal atau tunas samping . Adapun beberapa jenis tanaman hias yang dapat diperbanyak dengan stek batang diantaranya : puring, mawar, rhododendron, azalea, kaktus, krisan dan lain-lain. Berdasarkan struktur batangnya, perbanyakan dengan stem cutting ada empat macam yaitu : Setek batang berkayu Stek ini diambil dari cabang dewasa (tua), dengan ukuran stek ideal panjangnya 10 - 30 cm, diameter 0,6 – 1,2 cm dan minimal memiliki dua buku/ruas. Pada tanaman cemara yang bentuk daunnya sempit seperti jarum , panjangnya cukup 10 – 20 cm saja dan daun pada pangkal stek tersebut dibuang setengah sampai sepertiga-nya. Contohnya : mawar Tanaman Hias Puring Stek setengah berkayu Stek ini diambil dari cabang terminal dengan ukuran panjang stek antara 8 – 15 cm dan mengandung 3 – 5 helai daun Stek batang yang berair (herbaceaous) Stek yang berasal dari cabang masih muda (lunak) dengan ukuran stek panjangnya 8 – 13 cm , daun-daun sebelah bawah dipangkas dan setengah sampai sepertiga dari jumlah daun yang ada dihilangkan untuk mengurangi penguapan. Contohnya kaktus Stek Batang Berbuku (cane cutting) Stek ini diambil dari potongan batang bagian bawah, terutama pada tanaman hias yang memiliki ruas buku panjang. Ukuran stek ini panjangnya 5 – 8 cm dan setiap potongan minimal mengandung dua mata (bud). Tehnik Stem Cutting Pelaksanaan stek batang diawali dengan mempersiapkan wadah persemaian yang berisi medium pasir bersih (steril). Wadah ini nantinya berfungsi sebagai media tanam untuk persemaian stek. Setelah media tersebut siap maka kita mulai menentukan tanaman hias yang akan diperbanyak dengan stek batang, batang berkayu, semi berkayu, herbaceous, atau berbuku. Batang yang kita pilih kemudian dipotong dari cabang dewasa ukuran 10 – 30 cm, dengan diameter 0,6 – 1,2 cm dan minimal memiliki dua buku. Setelah stek batang dibuat yang disesuaikan dengan jenis tanamannya maka untuk mendapatkan hasil maksimal pangkal stek tersebut diolesi dengan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) atau dapat juga direndam dalam larutan ZPT NAA pada konsentrasi 0,05% - 0,1 % selama + 15 menit. Pemberian ZPT ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar maupun daun lebih cepat. Setelah dilakukan pengolesan, maka stek tersebut kita tanam/semaikan pada medium yang kita siapkan sebelumnya dengan posisi tegak. Adapun kedalaman penanaman diusahakan antara setengah sampai sepertiga bagian dari stek batang. Setelah dilakukan penanaman maka persemaian tersebut kita siram dengan air bersih secukupnya hingga basah. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik yang bening. Wadah persemaian tersebut disimpan di tempat yang teduh dan lembab. Selama proses persemaian, perawatan yang intensif terutama penyiraman mutlak diperlukan agar didapatkan hasil yang maksimal. Bila pada mata stek tersebut tumbuh tunas-tunas baru, barulah penutup (kerudung) wadah persemaian dibuka untuk selanjutnya masing-masing stek dipindahtanamkan ke dalam pot tanaman atau ke lahan.
Oleh : Panji Laras

PERBANYAKAN PURING SELASA

PERBANYAKAN PURING SELASA

Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami.Cara tercepat dan teraman adalah perbanyakan dengan model cangkok maupun stek. Cara nya yaitu : 1. Siapkan gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam. 2. Siapkan campuran pasir, dengan humus bambu. 3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong yang berwarna cokelat seperti kulit kayu . 4. Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau. 5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida. 6. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek. 7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan. 8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit. 9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/ gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek. 10. Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh. 11. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak. 12. Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar 13. Tempatkan di tempat teduh. Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara Cangkok Lebih Aman Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar daripada model stek sebab akar dirangsang sebelum batang di potong yaitu : 1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. 2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik. 3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok. 4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik 5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara 6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak kering 7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang. 8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek. Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Oleh : Panji Laras

ANTISIPASI PENYAKIT ADENIUM

Adenium sering terkena penyakit bila datang musim hujan .Hama atau penyakit utama bila datang musim hujan adalah : 1.FUNGUS GNATS (Bagian bunga) Pengendaliannya dengan semprot seluruh bagian tanaman ,utamanya bunga dengan agrimec 0,5 ml/l sebanyak satu kali seminggu untuk pencegahan ,pengendalian tanaman dengan bersihkan tanaman adenium dari tempat-tempat yang berlumut. 2.PHOMOPSIS (Cendawan yang menyerang bagian daun tanaman) Pengendalian dengan semprot bagian daunnya ,sebaiknya pada pagi hari (jam 6-9 pagi) ,dengan fungisida score atau daconil 0,5 ml/l ,seminggu sekali untuk pencegahan .Pengendalian lainnya dengan tidak menyiram bagian daun adenium pada sore hari. 3.PENYAKIT BUSUK AKAR DAN BENGGOL (Disebabkan oleh bacteri (erwinia sp) dengan cendawan (fusarium sp) .Pencegahan dengan kurangi penyiraman tanaman .Pencegahan lain dengan menggunakan fungisida bactolyn 0,5ml/l atau agrept 0,5 g/l .penyakit ini juga disebabkan karena sirkulasi udara minim ,sehingga menjadi lembab. Adenium merupakan tanaman yang mampu menyimpan air di dalam batang cukup banyak .Daya simpan tergantung ukuran batang .Adenium yang tidak terkena hujan akan mudah terkena hama ini. Oleh : Panji Laras

TENTANG PRODUKSI NENAS TRAVIA

Sebuah pohon nenas travia hanya menghasilkan 1 buah saja . Buah baru bisa dipanen pada umur 15 sampai 18 bulan. Oleh : Panji Laras

TIPS AGAR BUAH BELIMBING TUMBUH BESAR

Sewaktu umur memasuki satu bulan ,buah dibungkus dengan plastik bening agar terhindar dari hama ulat buah ,buah yang mengelompok atau bergerombol harus di petik untuk di buang dan hanya disisakan beberapa buah saja (penjarangan buah) ,hal ini bertujuan agar buah dapat leluasa dan tumbuh besar. Oleh : Panji Laras